Tag Archives: HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN

BERPESTA DENGAN ROTI YANG TIDAK BERAGI

BERPESTA DENGAN ROTI YANG TIDAK BERAGI

(Bacaan Kedua Misa Kudus, HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN – Minggu, 31 Maret 2024)

Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi membuat seluruh adonan mengembang? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebagaimana kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. (1Kor 5:6b-8)

Bacaan Pertama: Kis 10:34a,37-43; Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23; Bacaan Kedua  (alternatif): Kol 3:1-4; Bacaan Injil: Yoh 20:1-9

Betapa “exciting” kiranya apabila kita dapat mengembalikan sejarah dan hadir pada pagi hari Paskah yang pertama, ketika para rasul sampai ke kubur Yesus. Kita dapat ikut merasa terkejut dan heran seperti para rasul ketika mereka menyadari bahwa jenazah Yesus tidak dipindahkan oleh siapa pun, melainkan telah dibangkitkan oleh Bapa surgawi. Kita dapat mengalami juga sukacita para rasul selagi realitas-realitas indah mengendap dalam hati dan pikiran mereka – betapa Yesus mengasihi mereka; bagaimana Allah telah merencanakan segalanya sejak sediakala guna menebus kita oleh salib-Nya; bagaimana Iblis yang mengharapkan kematian-Nya sebagai kemenangannya malah pada kenyataannya telah dikalahkan oleh kematian-Nya. Kita dapat bersukacita karena semakin jelaslah bahwa di dalam Kristus setiap orang dapat diangkat dari dosa dan maut dan dibawa ke dalam Kerajaan Allah.

“Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus” adalah hari sukacita tertinggi dalam Gereja. Hari ini adalah hari kemenangan berjaya – hari dikalahkannya Iblis, dosa dan maut. Dalam Kristus, segala kegelapan yang selama ini telah memisahkan kita dari Allah telah dihancurkan. Surga dan bumi dipersatukan; ciptaan dan sang Pencipta kembali bersama; kutukan atas manusia telah dibatalkan; kita telah diperdamaikan dengan Allah.

Paulus menasihati jemaat di Korintus untuk merayakan kebangkitan Yesus, “bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1Kor 5:8). Penggunaan imaji/gambaran “ragi” memang cocok untuk menggambarkan kehidupan-lama yang penuh dosa yang telah dihancurkan oleh Yesus. Seperti ragi, dosa cepat atau lambat akan merusak seluruh pribadi kita, yang menyebabkan kita menjadi angkuh …… sombong dlsb. Dosa begitu merembes dalam diri kita sehingga hanya Yesus – dengan kepenuhan kuasa Allah – yang dapat membuang dosa itu dari diri kita.

Pada hari ini kita semua bersukacita karena Yesus telah mati terhadap dosa dan sekarang telah bangkit ke dalam hidup baru. Yesus adalah “roti yang tidak beragi” dari Perjanjian Baru, dan dalam Dia, kita dibebaskan dari ragi kehidupan lama. Sekarang, dengan kuat-kuasa Roh Kudus, kita dapat menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan dibebaskan dari kehidupan-lama yang dipenuhi dosa. Kristus telah menang-berjaya, dan dalam Dia kita adalah para pemenang! Marilah pada hari yang agung ini kita bersukacita dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita! SELAMAT PASKAH !!!

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakuasa, Mahaperkasa  dan Maharahim. Pandanglah seluruh Gereja-Mu dengan penuh belas kasih. Bawalah keselamatan kekal kepada umat manusia, agar dunia dapat melihat “yang jatuh” dibangkitkan, “yang tua” dibuat baru, dan segala sesuatu dibawa kepada kesempurnaan, melalui Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Jakarta, 30 Maret 2024 [TRI HARI SUCI PASKAH: SABTU SUCI]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

BERPESTA DENGAN ROTI YANG TIDAK BERAGI

 BERPESTA DENGAN ROTI YANG TIDAK BERAGI

(Bacaan Kedua Misa Kudus, HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN – Minggu, 9 April 2023)

Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi membuat seluruh adonan mengembang? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebagaimana kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. (1Kor 5:6b-8)

Bacaan Pertama: Kis 10:34a,37-43; Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1-2,16ab-17,22-23; Bacaan Kedua  (alternatif): Kol 3:1-4; Bacaan Injil: Yoh 20:1-9

Betapa “exciting” kiranya apabila kita dapat mengembalikan sejarah dan hadir pada pagi hari Paskah yang pertama, ketika para rasul sampai ke kubur Yesus. Kita dapat ikut merasa terkejut dan heran seperti para rasul ketika mereka menyadari bahwa jenazah Yesus tidak dipindahkan oleh siapa pun, melainkan telah dibangkitkan oleh Bapa surgawi. Kita dapat mengalami juga sukacita para rasul selagi realitas-realitas indah mengendap dalam hati dan pikiran mereka – betapa Yesus mengasihi mereka; bagaimana Allah telah merencanakan segalanya sejak sediakala guna menebus kita oleh salib-Nya; bagaimana Iblis yang mengharapkan kematian-Nya sebagai kemenangannya malah pada kenyataannya telah dikalahkan oleh kematian-Nya. Kita dapat bersukacita karena semakin jelaslah bahwa di dalam Kristus setiap orang dapat diangkat dari dosa dan maut dan dibawa ke dalam Kerajaan Allah.

“Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus” adalah hari sukacita tertinggi dalam Gereja. Hari ini adalah hari kemenangan berjaya – hari dikalahkannya Iblis, dosa dan maut. Dalam Kristus, segala kegelapan yang selama ini telah memisahkan kita dari Allah telah dihancurkan. Surga dan bumi dipersatukan; ciptaan dan sang Pencipta kembali bersama; kutukan atas manusia telah dibatalkan; kita telah diperdamaikan dengan Allah.

Paulus menasihati jemaat di Korintus untuk merayakan kebangkitan Yesus, “bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1Kor 5:8). Penggunaan imaji/gambaran “ragi” memang cocok untuk menggambarkan kehidupan-lama yang penuh dosa yang telah dihancurkan oleh Yesus. Seperti ragi, dosa cepat atau lambat akan merusak seluruh pribadi kita, yang menyebabkan kita menjadi angkuh …… sombong dlsb. Dosa begitu merembes dalam diri kita sehingga hanya Yesus – dengan kepenuhan kuasa Allah – yang dapat membuang dosa itu dari diri kita.

Pada hari ini kita semua bersukacita karena Yesus telah mati terhadap dosa dan sekarang telah bangkit ke dalam hidup baru. Yesus adalah “roti yang tidak beragi” dari Perjanjian Baru, dan dalam Dia, kita dibebaskan dari ragi kehidupan lama. Sekarang, dengan kuat-kuasa Roh Kudus, kita dapat menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan dibebaskan dari kehidupan-lama yang dipenuhi dosa. Kristus telah menang-berjaya, dan dalam Dia kita adalah para pemenang! Marilah pada hari yang agung ini kita bersukacita dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita!

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakuasa, Mahaperkasa  dan Maharahim. Pandanglah seluruh Gereja-Mu dengan penuh belas kasih. Bawalah keselamatan kekal kepada umat manusia, agar dunia dapat melihat “yang jatuh” dibangkitkan, “yang tua” dibuat baru, dan segala sesuatu dibawa kepada kesempurnaan, melalui Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Jakarta,  8 April 2023 [Hari Sabtu Suci]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PERIHAL KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS

 (Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN – Minggu,       17 April 2022)

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu penutupnya telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Lalu berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi, ia tidak masuk ke dalam. Kemudian datanglah Simon Petrus yang menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain. Sesudah itu, masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. (Yoh 20:1-9)

Bacaan Pertama: Kis 10:34a.37-43; Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1-2.16-17.22-23; Bacaan Kedua: Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8 (alternatif)

Kita datang ke gereja pada hari ini [assumsi: tidak dalam suasana wabah penyakit seperti COVID 19] karena kita tahu bahwa doa-doa, bacaan-bacaan, homili dan lagu/musik, semuanya akan menceritakan kepada kita tentang kebangkitan Yesus dari kubur-Nya. Ini adalah kabar baik dari Hari Minggu Paskah, yang kita siapkan dan rayakan setiap tahun. Dalam artian seperti ini perayaan tahunan kita sangatlah berbeda dengan Paskah yang pertama. Pada hari itu para rasul dan murid-murid Yesus lainnya tidak menyangka samasekali bahwa si kurban akan menjadi sang pemenang (Bahasa kerennya:  the victim would become the victor). Mereka merasa bahwa si kurban akan tetap sebagai seorang kurban, dan mereka tidak akan pernah melihat Yesus lagi.

Marilah kita berspekulasi sedikit. Seandainya Yesus tidak bangkit (kebangkitan badan) dari dalam kubur, apakah agama Kristiani dapat bertumbuh-kembang sebagai agama dunia yang besar seperti halnya hari ini? Kita tidak pernah mendengar bahwa para pendiri agama-agama besar seperti Abraham, Konghucu, Buddha, Mohamad, dlsb. mengalami kebangkitan badan dari kematian, namun doktrin-doktrin agama mereka menyebar-luas sampai hari ini, baik dengan jalan kekerasan-paksaan ataupun tidak. Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kebangkitan badan tidak merupakan sesuatu yang hakiki secara mutlak untuk awal Kekristenan (Kristianitas) dan survival-nya.

Dengan demikian, kebangkitan tidak boleh menjadi satu-satunya tolok ukur dengan mana kita menilai keotentikan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya. Walaupun kepercayaan kita dan kasih kita kepada Yesus tidak tergantung sepenuhnya pada kebangkitan-Nya, peristiwa itu tetap merupakan bukti terbaik yang kita miliki untuk kepercayaan kita bahwa Yesus adalah Allah dan dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.

Perhatikanlah berbagai tantangan dan tentangan yang dihadapi Yesus sebelum peristiwa kebangkitan itu sendiri: Penyangkalan Petrus; pengkhianatan Yudas Iskariot; penjatuhan hukuman yang tidak adil dari Pilatus dan oposisi dari para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Seandainya saja orang-orang ini menyaksikan sendiri peristiwa kebangkitan-Nya, kiranya mereka tidak akan pernah melawan diri-Nya. Oleh karena itu, kita – orang-orang pasca kebangkitan Yesus – haruslah teguh dalam iman kita, karena kita telah mengalami kemuliaan-Nya yang penuh kuasa.

Reaksi dari para murid-Nya pada hari Minggu Paskah pertama memang sedikit agak mengandung humor juga. Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang dikasihi Yesus, mengatakan bahwa (jenazah) Yesus telah diambil dari kubur. Menanggapi laporan dari Maria Magdalena itu, Simon dan murid yang lainnya itu malah berlari-lari ke tempat kubur di mana Yesus sudah tidak ada. Para murid itu tidak tahu di mana jenazah Yesus berada, namun untuk sementara mereka lebih berminat untuk melihat tempat di mana jelas-jelas jenazah-Nya tidak ada. Begitu mereka mengetahui tempat di mana Yesus tidak berada, maka barulah mereka mengingat dan memahami apa yang dikatakan Yesus kepada mereka sebelumnya, yaitu mengenai kebangkitan dari antara orang mati. Sekarang mereka mengetahui bahwa Dia hidup dan OK seperti yang telah dikatakan-Nya.

Setelah kematian dan kebangkitan-Nya Yesus berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:20). Kebangkitan adalah tanda persetujuan Allah atas kata-kata dan perbuatan-perbuatan Yesus selama hidup di dunia. Ini adalah KABAR BAIK bagi semua orang yang cepat atau lambat akan menghadapi kematian dan liang kubur.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, kata pujian apa lagi yang dapat kami haturkan kepada-Mu? Maut telah Kaukalahkan. Hidup ilahi-Mu sekarang hidup dalam diri kami. Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.

Jakarta16 April 2022 [TRI HARI SUCI PASKAH: SABTU SUCI]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS